Kesuksesan Kunci dalam Pengelolaan Bencana: Januari 2012 – Februari 2013

Download PDF File (526 KB)

Risiko dan Kerentanan

featured20

Untuk membantu masyarakat lebih bersiap menghadapi bencana banjir, gempa bumi dan tsunami, sebuah perangkat pemodelan dampak ancaman, InasAFE (Indonesia Scenario Assesment for Emergencies) telah dikembangkan oleh AIFDR bermitra dengan BNPB dan World Bank. Perangkat lunak sumber terbuka (open source) dan gratis ini menghasilkan skenario bencana realistis untuk perencanaan kontinjensi. Presiden Indonesia Dr. Susilo Bambang Yudhoyono memuji InaSAFE sebagai “sangat bermanfaat buat kita semua”.

AIFDR juga telah mengembangkan materi pelatihan untuk mengajarkan manajer kebencanaan (disaster managers) bagaimana menggunakan InaSAFE, OpenStreetMap dan Quantum GIS untuk menghasilkan skenario realistik ancaman bahaya untuk perencanaan kontinjensi. Hingga kini, program rintisan ini telah melatih lebih dari 150 orang di enam propinsi, dalam dasar-dasar teknik pengunaan pemetaan partisipatif untuk pengumpulan data serta pengunaan InaSAFE untuk menganalisis data ini dan menginformasikan perencanaan kontinjensi.

Untuk mendukung Rencana Utama (Master Plan) Presiden Indonesia dalam mengurangi risiko tsunami, AIFDR membawa bersama-sama sejumlah ilmuwan tsunami terkemuka dari Indonesia dan Australia untuk mengembangkan peta bahaya tsunami tingkat nasional yang paling akurat dan realistik.

Foto 1 – Dr Trevor Dhu dari AIFDR menjelaskan tentang perangkat pemodelan dampak bahaya, InaSAFE (Indonesia scenario assessment for emergencies) kepada presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Pelatihan dan Penjangkauan

DITULIS OLEH: CHASAN ASCHOLANI

Lewat dukungan AIFDR, lebih dari 6.700 manajer kebencanaan dari BNPB dan BPBD telah melakukan pelatihan penanggulangan bencana di berbagai daerah, termasuk tentang: tanggap darurat; perencanaan kontinjensi; informasi; kaji cepat dan koordinasi; pengelolaan risiko bencana berbasis masyarakat; serta pelatihan bagi manajer senior. Hal ini mengantarkan bahwa total yang telah dilatih sejak Januari 2011 berjumlah 11.000 orang, dengan 47% diantaranya adalah perempuan.

Untuk lebih jauh memperkuat kapasitas BNPB, AIFDR juga mendukung pembangunan dua Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) di Makasar dan Kupang, dan Unit Pelaksana Teknis dan Pusat Pelatihan (UPT-BNPB) di Padang. UPT di Padang akan berfungsi sebagai fasilitas logistik dan pelatihan untuk mendukung Indonesia bersiaga lebih baik menghadapi bencana. UPT ini akan memperkuat kesiapsiagaan bencana dan koordinasi tanggap darurat diantara pemerintah dan masyarakat.

Program Capacity Development Support Program (CDSP) juga membantu memperkuat kapasitas di dalam BNPB dan sejumlah BPBD terpilih. Ada sekitar 14 penasihat/konsultan yang ditempatkan di BNPB dan BPBD termasuk di beberapa posisi kunci untuk mendukung Deputi Penanganan Darurat BNPB dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BNPB. Angka ini akan bertambah menjadi 22 konsultan pada akhir 2013.

“Pesan dari Samudera”, film yang didukung oleh AIFDR atas kemitraan BNPB dan Palang Merah telah menarik perhatian lebih dari 11,5 penonton saat ditayangkan pertama kali di Metro TV pada 29 Desember 2012. Dibuat untuk mendidik masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi dan tsunami, film ini merupakan salah satu dari beberapa pendekatan yang digunakan oleh AIFDR untuk menyebarkan pesan-pesan kunci keberlangsungan hidup bagi mereka yang mungkin terdampak oleh bencana alam.

Foto 2 – Staf BNPB memfasilitasi diskusi kelompok tentang desa tangguh.

Kemitraan

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Lewat pendanaan pada organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama selama 2011-2013 telah menunjukkan adanya program advokasi pengelolaan kebencanaan di Jawa Timur, termasuk pelatihan bagi Badan Penanggulangan Daerah Propinsi (BPBD) dan masyarakat setempat. Satu kunci keberhasilan program ini adalah ratifikasi Peraturan Daerah (Perda) Penanggulangan Bencana di enam kabupaten. Perda ini menjadi landasan hukum bagi pembentukan BPBD setempat, menegaskan peran dan tanggungjawab mereka dan memungkinkan BPBD mendapatkan akses pendanaan dan anggaran dari BNPB untuk melaksanakan aktivitas penanggulangan bencana.

AIFDR juga bekerjasama dengan IOM (International Organization for Migration) untuk mengimplementasikan program “Penguatan Kapasitas Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Peningkatan Ketahananan Masyarakat” di Jawa Barat (2012-2014). Program ini dilaksanakan di enam kabupaten di Jawa Barat. Aktivitas utama program ini meliputi: melakukan pelatihan teknis dalam pengelolaan kebencanaan bagi staf pemerintahan agar mereka dapat lebih baik menghadapi dan menanggapi bencana, termasuk membentuk kumpulan (pool) fasilitator untuk pengelolaan bencana melalui pelatihan bagi pelatih (training for trainers); dan memfasilitasi lokakarya serta menyediakan dukungan teknis yang memungkikna terbentuknya rencana pengelolaan bencana setempat di tujuh kabupaten.

Australia sangat mendukung ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER)–Kerjasama ASEAN untuk Pengelolaan Kebencanaan dan Tanggap Darurat dan melalui kerjasama tersebut, pembentukan dan operasionalisasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) telah berjalan. Melalui AIFDR, kami mendanai implementasi kerja dari program AADMER termasuk dukungan pada Tim Kaji Cepat Darurat (Emergency Rapid Assessment Team) dan Poyek Pemodelan Gempabumi ASEAN, dan mendanai biaya staf dan operasional dari AHA Center.

Foto 3 – Tokoh masyarakat dan staf pemerintahan dari Kabupaten Lumajang berpartisipasi dalam pelatihan pengelolaan kebencanaan yang dilaksanakan oleh NU, sebagai bagian dari program “Advokasi Institusi Pengelolaan Kebencanaan” di Jawa Timur.

Riset dan Inovasi

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Untuk mendukung lebih bagi bagi penyandang disabilitas, AIFDR mendanai Abeiter-Samariter-Bund untuk melatih 75 sukarelawan perempuan dari 15 desa untuk melakukan pelatihan pengurangan risiko bencana berbasis rumahtangga serta pelatihan prosedur evakuasi bagi 100 anak penyandang disabilitas, termasuk keluarga dan tetangga mereka di Kecamatan Panawangan di Jawa Barat. Pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan khusus untuk tiap anak. Program ini juga mendukung pembentukan rencana kontinjensi inklusif bagi penyandang disabilitas serta rencana aksi di tingkat keluarga, desa, kecamatan dan kabupaten.

Untuk lebih memahami dampak erupsi Gunung Merapi tahun 2010 pada populasi setempat, AIFDR menyediakan dana hibah riset kepada tiga departemen di Universitas Gajah mada (UGM) di Yogyakarta. Riset itu meliputi studi antroplogi pada keragaman pengetahuan lokal tentang bencana, riset pemulihan sosioekonomi dan riset tentang dampak abu vulkanik pada hewan ternak. Riset dilakukan di 30 desa dan hunian sementara (huntara) di 4 kabupaten di propinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah dan membantu menginformasikan perbaikan strategi kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan dini.

Program Delsos di 11 desa di Kecamatan Larantuka dan Lembata di propinsi Nusa Tenggara Timur telah mendukung 360 perempuan kepala rumahtangga untuk dalam penyediaan pelatihan pada tanah kering, pengurangan risiko bencana dan pengelolaan tanah. Proyek ini juga menggugah perempuan disana untuk dapat menabung dan meningkatkan akses mereka kepada institusi pembiayaan mikro.

Foto 4 – Irfan, salah seorang penerima manfaat dari proyek ASB yang tuna rungu sedang menjelaskan tentang prosedur evakuasi lewat gambar.

Source: aifdr.org/index.php/key-disaster-management-successes-january-2012-february-2013

Comments are closed.